Jumat, 13 November 2020

FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN

 1.         Fungsi Biaya

Biaya atau ongkos pengertian secara ekonomis merupakan beban yang harus dibayar produsen untuk menghasilkan barang dan jasa  sampai barang tersebut siap untuk dikonsumsi . Biaya merupakan fungsi dari jumlah produksi, dengan keluaran, notasi C = f(Q).

C = biaya total

Q = jumlah produksi.

Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan, fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya menggambarkan titik-titik kemungkinan bsarnya biaya di berbagai tingkat produksi. Selain Pengertian biaya tetap, biaya variable dan biaya total, dalam konsep biaya dikenal pula pengertian biaya rata-rata (average cost) dan biaya marginal (marginal cost). Biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap unit produk atau keluaran , merupakan hasilbagi biaya total terhadap jumlah keluaran yang dihasilkan. Adapun biaya marginal ialah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit tambahan produk.

Dalam membicarakan biaya ada beberapa macam biaya, yaitu:



a. Biaya Total ( Total Cost = TC = C)

Biaya total yaitu keseluruhan biaya produksi yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun variabel.

TC = TFC + TVC

 b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)

Biaya variabel (Zulkifli; 2003, 34) adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap. Artinya, jika volume kegiatan diperbesar 2 (dua) kali lipat,maka total biaya juga menjadi 2 (dua) kali lipat dari jumlah semula.

Biaya variabel yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh faktor produksi yang bersifat variabel. Misalnya biaya tenaga kerja, pembelian bahan baku, bahan penolong dll

 c. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)

Biaya tetap (Zulkifli; 2003, 34) adalah biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan tertentu relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan. Biaya tetap yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor produksi yang bersifat tetap. Contoh: pembelian mesin, bangunan dll

d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)

Biaya total rata-rata yaitu biaya diproduksi yang diperhitungkan untuk setiap unit output.

 Average Total cost (ATC) = AVC + AF

e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)

Biaya variable rata-rata yaitu biaya variabel yang dibebankan kepada kepada setiap unit output.

AVC = TVC / Q

f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)

Biaya tetap rata-rata yaitu biaya tetap yang dibebankan kepada satu unit output

Average Fixed cost (AFC) = TFC / Q

g. Biaya Marginal

Biaya marginal per unit output (MC) adalah perubahan biaya total yang  berkaitan dengan perubahan satu unit dari input.



Contoh Soal 1:
Biaya marjinal suatu perusahaan ditunjukkan oleh : MC = 3Q2 – 6Q + 4 Carilah persamaan biaya total dan biaya rata-ratanya!
Jawab:
a)             Biaya Total (TC) 
TC  = ∫ MC d Q
= ∫ (3Q2 – 6Q + 4) dQ
TC =  Q3 - 3Q2 + 4Q

b)             Biaya rata-rata (AC)
AC = 
 =  Q3 - 3Q2 + 4Q
                 Q

AC =  Q2 – 3Q + 4 
 Contoh Soal 2:
Ada banyak perusahaan besar dalam suatu industry, masing-masing dengan fungsi Biaya Total: TC = 36 + 8Q + Q2 Hitung biaya marginal (MC), biaya rata - rata (AC), dan biaya variable rata-rata (AVC) untuk tiap perusahaan?
Jawab:
Diket :    TC  = 36 + 8Q + Q2
Tanya :  MC  = ..........?
                AC  = ..........?
               AVC = ..........?


Jawab :
MC = dTC/dQ = 8 + 2Q
AC = TC/Q =   =  + 8 + Q
Dengan : TC = TFC + TVC,
 Jika : TC = 36 + 8Q + Q2, maka : TFC = 36 dan TVC = 8Q + Q2
AVC =   =  
AVC = 8 + Q
Contoh 3:
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp 20.000 sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan VC = 100Q. Tunjukkan persamaan dan kurva biaya totalnya! Berapa biaya total yang dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 500 unit barang?
Jawab:
FC = 20.000
VC = 100Q
TC = FC + VC → TC = 20.000 +  100Q
Jika Q = 500, TC = 20.000 + 100(500) = 70.000

2.         Fungsi Penerimaan

Penerimaan hasil penjualan merupakan  fungsi dari jumlah barang yang terjual. Penerimaan total ( total revenue ) adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual perunit.

Penerimaan umumnya bersifat linier, karena tidak ada alasan mengapa penerimaan menurun bila produksi meningkat, kecuali bila harga jual menurun karena produksi meningkat (teori penawaran).

Bentuk fungsi penerimaan total (total revenue, R) yang non- linier pada umumnya berupa sebuah persamaan parabola terbuka kebawah. Ini merupakan bentuk fungsi penerimaaanyang lazim dihadapi oleh seorang produsen yang beroperasi di pasar monopoli. Sedangkan fungsi penerimaan total yang linier, merupakan fungsi penerimaan yang dihadapi oleh seorang produsen yang beroperasi di pasar persaingan sempurna.

            Penerimaan total merupakan fungsi dari jumlah barang, juga merupakan hasil kali jumlah barang dengan harga barang per unit. Seperti halnyadalam konsep biaya, dalam konsep penerimaan pun dikenal pengertian rata-rata dan marjinal. Penerimaan rata-rata (average revenue, AR) ialah penerimaan yang diperoleh per unit barang, merupakan hasil bagi penerimaan total terhadap jumlah barang. Penerimaan marjinal (marjinal revenue, MR) ialah penerimaan tambahan yang diperoleh dari setiap tambahan satu unit barang yang dihasilkan atau terjual.

Dalam menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa penerimaan atau revenue atau total revenue. Pengertian revenue atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang pada tingkat harga tertentu. Secara matematik total revenue dirumuskan sebagai berikut:

•           TR = P X Q.     

 TR = Penerimaan Total

 P = Harga Barang

Q = Jumlah barang yang dijual.

Penerimaan Rata-rata (AR) adalah penerimaan rata-rata tiap unit produksi, dapat dirumuskan :

•           AR = TR/Q

Penerimaan Marginal atau Marginal Revenue adalah tambahan penerimaan sebagai akibat dari tambahan produksi, dirumuskan

•           MR = ∆TR/∆Q     atau  turunan dari TR

   MR = Marginal Revenue

 ∆TR = Tambahan penerimaan

  ∆Q = Tambahan Produksi

Contoh 1:
Carilah persamaan penerimaan total dari penerimaan rata-rata dari perusahaan jika penerimaan marjinalnya : MR = 16 – 4Q
Penerimaan Total  :  TR  =  ∫ MR dQ
                                        =  ∫ (16 – 4Q) dQ
                                     TR  =  16Q – 2Q2
Penerimaan rata-rata  :  AR  = 16 - 2Q
Dalam persamaan penerimaan total konstanta k = 0, sebab penerimaan akan ada jika ada barang yang dihasilkan atau terjual.
Contoh 2:
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp 200,00 per unit. Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan ini. Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit?
Jawab :
TR = P x Q
      = 200 x Q= 200Q
Bila Q = 350 → TR = 200 (350)  = 70.000

Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC)  dapat diketahui beberapa kemungkinan diantaranya :

TR >TC  = keadaan untung / laba

TR= TC   = keadaan  Break Even Point

TR < TC  = Keadaan rugi

Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi apabila TR = TC ; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian.
Pengertian BEP: Break Even Point  / Titik Pulang Pokok
Merupakan titik keseimbangan antara jumlah hasil penjualan dengan jumlah biaya produksi. Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume penjualan.
Unsur-unsur perhitungan Titip pulang pokok sebagai berikut:
1)        Penggolongan biaya perusahaan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
2)        Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah sebanding dengan volume penjualan.
3)        Besarnya biaya tetap tidak berubah.
4)        Analisis harga jual per unit tidak berubah.
5)        Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk
Cara menghitung BEP
Dengan asumsi Pendapatan Total (TR) adalah sama dengan Biaya total (TC) maka perhitungan BEP berdasarkan unit dapat diturunkan melalui turunan rumus berikut :
 TR    =  TC
P.Q =  TFC + VC.Q
P.Q – VC.Q =  TFC
  (P – VC)Q  =  TFC
Q    = 
a)        BEP unit:
  Q =
Dimana :
  TR  = Pendapatan total (Total Revenue)
  P     = Harga Per Unit (jual)
  Q    = Jumlah Unit
  TC  = Biaya total (Total Cost)
  TFC        = Biaya tetap total (Total Fix Cost)
  VC  = Biaya variabel per unit (produksi)
b)        BEP Rupiah
BEP rupiah =
Dimana:
TFC        = Biaya Tetap
   P    = Harga jual per unit
  VC = Biaya Variabel per unit

Keuntungan  / Profit
            Biaya atau ongkos pengertian secara ekonomis merupakan beban yang harus dibayar produsen untuk menghasilkan barang dan jasa  sampai barang tersebut siap untuk dikonsumsi .
Biaya merupakan fungsi dari jumlah produksi, dengan notasi :
TC = f(Q)
Dimana :
                 TC = biaya total
                 Q = jumlah produksi.
            Dalam menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa penerimaan atau revenue atau total revenue. Pengertian revenue atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang pada tingkat harga tertentu.
Secara matematik penerimaan / Total Revenue dirumuskan sebagai berikut:

*  TR = P x Q      
    TR = Penerimaan Total
       P = Harga Barang
       Q = Jumlah barang yang dijual.
*  Penerimaan Rata-rata (AR) adalah penerimaan rata-rata tiap unit             produksi, dapat dirumuskan :  AR = TR/Q
*  Penerimaan Marginal atau Marginal Revenue adalah tambahan penerimaan sebagai akibat dari tambahan produksi, yang dirumuskan : MR = ∆TR/∆Q  atau  turunan dari TR
MR = Marginal Revenue,  ∆TR = Tambahan penerimaan, 
∆Q = Tambahan Produksi. Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC)  dapat diketahui beberapa kemungkinan diantaranya :
TR > TC  =  keadaan untung / laba
TR = TC  =  keadaan  Break Even Point (BEP)
TR < TC  =  Keadaan rugi.


Contoh Soal 1:
Sebuah pabrik Sandal dengan Merk " Idaman" mempunyai biaya tetap (FC) = 1.000.000; biaya untuk membuat sebuah sandal Rp 500; apabila sandal tersebut dijual dengan harga Rp 1.000, maka:
Ditanya:
a.   Fungsi biaya total (TC), fungsi penerimaan total ( TR) dan Variable Cost.
b.   Pada saat kapan pabrik sandal mencapai BEP
c.   Untung atau rugikah apabila memproduksi 9.000 unit

Jawab:
a.    FC = Rp 1.000.000
       VC= Rp 500.
       Fungsi biaya variabel : VC = 500Q   ..........................................……........(1)
       Fungsi biaya total:  TC = FC + VC  ----->TC = 1.000.000 + 500Q .…......(2)
       Fungsi penerimaan total : TR = P.Q -----> TR = 1.000 Q ..........................(3)

b.   Break Even Point terjadi pada saat : TR = TC
      1.000 Q  = Rp 1.000.000 + 500 Q
      1.000 Q - 500 Q = 1.000.000
                      500 Q = 1.000.000
                             Q = 2.000 unit

       Pabrik sandal akan  mengalami BEP pada saat Q = 2.000 unit
       Pada biaya total  TC = 1.000.000 + 500 ( 2.000)
                                   TC = 2.000.000

c.    Pada saat memproduksi Q = 9.000 unit
       TR = P.Q
             = 1.000  X  9.000
       TR = 9.000.000

       TC = 1.000.000 + 500 (Q)
                      = 1.000.000 + 500 ( 9.000)
                      = 1.000.000 + 4.500.000
       TC          = 5.500.000

      Bila  TR > TC, maka keadaan laba / untung.
      Laba = TR - TC
                = 9.000.000 - 5.500.000
                = 3.500.000
Bila hanya memproduksi 1.500 unit maka akan mengalami kerugian    sebesar :
        Rugi        = TR - TC
                 = 1.000 (1.500)  - 1.000.000 + 500 ( 1.500)
                 = 1.500.000 - 1.750.000
                 = - 250.000
Contoh Soal 2:
Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditunjukkan oleh persamaan : TC = 20.000 + 100Q sedangkan penerimaan totalnya : TR = 200Q. Pada tingkat berapa perusahaan mengalami pulang pokok? Apa yang terjadi jika perusahaan memproduksi 150 unit ?
Jawab:
BEP : TR = TC
TR  =  200Q                                               
TC  =  20.000 + 100Q                                
TR  =  TC    
200Q = 20.000 + 100Q                                                
100Q  =  20.000                                          
        Q  =  200     
Jika Q = 150, maka perusahaan akan mengalami kerugian. Besarnya kerugian adalah :
TC     =  20.000 + 100Q                                
          =  20.000 + 100(150)
TC    =  35.000 
TR  =  200Q
       =  200 (150)
TR  = 30.000  
Karena TC > TR, maka perusahaan mengalami kerugian sebesar : Rp 5.000  

0 komentar:

Posting Komentar